news

Perjalanan menjadi bagian dari BUN 4, cerita dari 3 peserta komoditas broiler, layer dan hortikultur.

21 Mar 2022

Mengapa bergabung di program BUN 4 dan kenapa memilih komoditas yang kamu pilih?

Andri Widianto, dari Universitas Lambung Mangkurat jurusan Agribisnis ini yakin bahwa dengan mengikuti program BUN ini dapat membantunya dalam mengembangkan diri, baik dibidang akademik maupun dari segi pengalaman lapangan. Selain itu juga ia ingin mengimplementasikan ilmu yang telah ia dapat selama ini untuk pengembangan masyarakat khususnya kepada petani. Ia memilih komoditas hortikultur karena ingin mendalami ilmu dibidang tersebut lebih jauh lagi.

Sedangkan Lufi Diah Pratiwi, dari Institut Pertanian Bogor jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan ini ingin mengikuti BUN 4 karena ia bercita-cita menjadi konsultan Bisnis khususnya di bidang peternakan. Menurutnya program ini akan membantu dirinya untuk dapat melihat dunia peternakan dari sudut pandang yang berbeda. Ia memilih komoditas layer karena ingin mengetahui isu yang dihadapi pada komoditas tersebut.

Berbeda dengan Andri maupun Lufi, Ivan Risqi Setiawan, dari Universitas Brawijaya Fakultas Peternakan, ini ingin mengikuti program BUN 4 karena ingin mendapat kesempatan untuk obersevasi, meneliti kendang secara langsung.

 

Bagaimana perjalanan kamu untuk sampai pada tahap mengikuti program BUN ini?

Menurut Risqi, perjalanan ia cukup mulus untuk sampai pada tahap sekarang ini. Belajar dan istirahat yang cukup menjadi kunci ia sukses menjadi bagian dari BUN 4.

“Perjalanan saya cukup panjang untuk menajdi bagian dari BUN 4, karena sudah saya siapkan sejak pendaftaran BUN 3 ketika masih menjadi mahasiswa. Bagi saya, Bertani Untuk Negeri menjadi salah satu kesempatan yang dapat saya perjuangkan untuk menjadi batu pijakan ketika terjun di dunia professional. Ketika pendaftaran BUN 4 dibuka, menyiapkan berkas sebaik mungkin, sharing dengan alumni BUN 1 dan 2, melakukan yang terbaik di setiap tahapan seleksi, dan mendapatkan 3 rekomendasi sekaligus dari Dekan Falkultas, Dosen Pembimbing Akademik dan Ketua UKM. Walaupun saya sempat tidak lolos BUN 3, karena kegigihan saya akhirnya saya dapat bergabung pada BUN 4 untuk Komoditas Layer.” Ujar Lufi.

Berawal dari poster yang dikirim oleh Wakil Dekannya, Andri lalu riset dan mencari tahu mengenai program BUN lalu memutuskan untuk mendaftarkan dirinya. Ia mempersiapkan diri dengan baik sehingga akhirnya ia menjadi bagian dari BUN 4.

 

Sejauh ini apa saja yang sudah dipelajari / wawasan apa yang telah kamu dapatkan sejauh ini?

“Materi dari bootcamp sangat membantu sebagai bekal untuk mengetahui secara luas tentang bisnis dan dunia ayam petelur lebih dari yang di dapatkan dibangku perkuliahan. Mempelajari faktor apa saja yang harus ada untuk keberlangsungan sebuah bisnis peternakan ayam petelur, belajar tentang peningkatan produktivitas dan tentunya belajar untuk dapat mendampingi peternak secara langsung. Banyak ilmu baru, khususnya ketika di lapangan yang selalu sejalan dengan teori dikelas.” Ucap Lufi.

Menurut Risqi, banyak sekali hal yang ia pelajari dan dapatkan sejauh mengikuti program ini. Dari segi bisnis, akuntansi, cara presentasi yang baik, problem-solving, poultry management, stakeholder engagement hingga teknik fasilitasi.

 

Hal / pengalaman unik apa yang kamu alami / dapatkan dari program ini yang ingin kamu bagikan ke teman-teman yang lain?

“Sejauh ini saya mendapatkan ilmu yang belum pernah saya dapatkan diperkuliahan. Memiliki rekan dari daerah dan universitas yang berbeda-beda dan juga lokasi program yang berada di Cianjur juga memberikan saya pengalaman yang unik.” tutur Andri.

Sedangkan menurut Risqi, ia sangat senang dengan suasana belajar dari program ini yang ramah dan tertib dengan penyampaian materi yang mudah ia pahami.

Pengalaman unik yang dialami Lufi berbeda dengan kedua peserta lainnya, yaitu Lufi sempat dinyatakan positif ketika sampai di Probolinggo di mana tempat berlangsungnya bootcamp. Sehingga ia dengan 2 temannya harus mengikuti kegiatan bootcamp dan farm experience secara daring yang dilakukannya dengan video call whatsapp bersama teman-temannya. Isoman selama 9 hari, akhirnya Lufi dan kedua temannya dinyatakan negative dan akhirnya dapat bergabung dengan peserta yang lain. Walau Lufi dan kedua temannya hanya dapat mengikuti bootcamp dan farm experience dalam waktu yang singkat secara offline, ia mengaku tetap mendaptkan materi yang cukup.

 

Apa tantangan yang kamu hadapi selama program berlangsung? Dan bagaimana kamu menghadapinya?

"Tantangan yang kami hadapi ketika program ini yaitu para peternak dampingan yang populasinya sudah banyak berkurang karena afkir / tidak laku ketika harga telur sempat berada di pisisi 13.000 (HPP 16.000 - 17.000) selama berbulan-bulan. Umumnya, peternak jarang melalukan recording dan biosecurity  yang rendah ketika kami mengunjunginya. Di awal kami masih melakukan pendekatan, mempelajari manajemen, serta mengumpulkan data dan informasi yang kami dapatkan di lapangan secara langsung. Dari kegiatan terebut, kami harapkan dapat mengetahui kondisi secara jelas dan merumuskan solusi apa saja yang dapat dilakukan peternak. Sikap growth mindset dan pantang menyerah kami terapkan untuk setidaknya megubah mindset dan semoga dapat meningkatkan produktivitas ayam petelur."ujar Lufi. 

Bagi Risqi, beberapa materi yang ia terima cukup rumit dan tidak mudah ia pahami. Akan tetapi, berkat mentornya yang sangat toleran, ia sering bertanya hingga dijelaskan sampai dengan ia paham.

“Walaupun saya belajar di fakultas pertanian tapi sejatinya yang saya pelajari adalah tentang Sosial Ekonomi Pertanian dan tidak fokus terhadap budidaya. Dalam program ini saya harus mampu memahami tentang budidaya pertanian dan itu adalah tantangan yang harus saja lewati dengan cara mengikuti program boothcamp sebaik-baiknya.” tutup Andri.

 

Keep in touch with us! 

Instagram   :  @edufarmers & @bertaniuntuknegeri

Facebook   : Edufarmers Foundation 

Website      : www.edufarmers.org


Back To List