news
Gebyar Panen Bertani Indramayu: Belajar, Berinovasi, dan Berprestasi Bersama
23 Oct 2025Indramayu, 14 Oktober 2025 — Gebyar Panen Bertani (GPB) kembali digelar dengan semangat kebersamaan dan pembelajaran. Bertempat di Kecamatan Gabuswetan, acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, di antaranya Suminta selaku Camat Gabuswetan, Iptu H Karnadi selaku Kapolsek Gabuswetan, Tiryono selaku Kepala UPTD, Adi Cahyadi selaku kepala BPP Gabuswetan dan Adi Sucipto selaku Kepala Desa Drunten Kulon. Total peserta yang hadir mencapai 343 peserta dan tamu undangan turut memeriahkan acara yang menjadi ajang kompetisi sekaligus wadah belajar bagi para petani di wilayah Indramayu.
Program Gebyar Panen Bertani bukan hanya lomba hasil panen antar kelompok tani. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelatihan intensif berbasis Farmers Field School (FFS) yang mendorong penerapan praktik pertanian modern, efisien, dan tepat guna.
Sebagai informasi, kompetisi telah berjalan selama musim tanam kedua di Gabuswetan pada bulan Juli – Oktober 2025 dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti kegiatan monitoring hama dan penyakit tanaman bersama setiap minggunya, kegiatan intensif Farmers Field School (FFS) di masing-masing kelompok sesuai dengan kebutuhan, kegiatan Farmers Meeting (FM) pada setiap kelompoknya dengan tema menarik dan Big Farmer Field School yang diisi oleh pemateri dari Peneliti dan Praktisi dan kemudian ditutup dengan Gebyar Panen di akhir musim tanamnya.
Melalui program ini, para peserta belajar langsung mengenai budidaya secara keseluruhan, dimulai dari penentuan SOP budidaya, pengendalian hama terpadu, hingga pengelolaan biaya produksi yang efektif.
“Melalui GPB, kami ingin mendorong petani untuk memahami bagaimana cara budidaya yang lebih efisien, sekaligus mendapatkan insight dari pengalaman mereka sendiri agar hasil panen bisa lebih maksimal,” jelas Evaulia, Bertani Community Manager .
Tahun ini, kelompok tani Gabus Wetan 15 yang dipimpin Pak Suryana berhasil menjadi juara Gebyar Panen Bertani 2025 dengan hasil panen mencapai 10,25 ton per hektar dan skor akhir 94,03.
Keberhasilan ini bukan semata karena faktor teknis, tetapi karena kekompakan dan semangat belajar seluruh anggota kelompok.
Menurut penilaian tim juri, sejak mengikuti kegiatan Sentra Bertani, kelompok Pak Suryana aktif melakukan pengamatan detail di lahan, sehingga mereka lebih memahami pentingnya efisiensi penggunaan produk pertanian.
Pak Suryana sendiri mengungkapkan kebanggaannya,
“Suatu kebanggaan tersendiri ikut kompetisi di Edufarmers ini. Peserta lain pasti punya strategi masing-masing, tapi di kelompok kami yang utama adalah kekompakan anggota. Selain itu, kami berupaya menekan biaya pertanian mulai dari pemupukan, penyemprotan, hingga pengelolaan biaya lainnya.”
Salah satu pengetahuan yang paling berkesan bagi Pak Suryana dan kelompoknya adalah teknik ubinan atau pengambilan sampel panen untuk memperkirakan hasil per hektar, metode sederhana namun sangat membantu petani memahami produktivitas lahannya.
Selain itu, ia menambahkan betapa pentingnya pengamatan di lapangan dan peran teknologi dalam membantu petani belajar.
“Kunci di pengamatan dan juga ada rumus hasil kalau hasil panen ubinan, saya juga baru tahu sekarang. Dengan adanya aplikasi Pak Dayat, apalagi aksesnya lebih mudah bagi kita yang awam — singkat, padat, jelas. Misalkan gak perlu ngetik lama-lama, kita cukup foto aja.”
Pak Dayat adalah asisten agronomi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan dalam bentuk agronomist chatbot untuk membantu petani melakukan konsultasi seputar pertanian secara cepat dan mudah. Melalui agronomist chatbot ini, petani dapat:
-
Mengirim foto tanaman untuk mendapatkan identifikasi hama dan penyakit,
-
Mendapatkan rekomendasi pemupukan dan pengendalian,
-
Melihat perkiraan cuaca, serta
-
Berkonsultasi langsung dengan ahli pertanian 24 jam.
Agronomist chatbot ini dirancang untuk mudah digunakan, bahkan bagi petani yang belum terbiasa dengan teknologi. Dengan Pak Dayat, proses belajar menjadi lebih praktis, efisien, dan relevan dengan kondisi di lapangan.
Acara GPB juga didukung oleh Benih Berkah Berseri (BBB) sebagai sponsor utama.
Menurut Evaulia, “Melalui acara ini, kami juga ingin memperkenalkan produk sponsor kami, BBB yang berkualitas dan telah teruji melalui demoplot di Sentra Bertani. Kami ingin memastikan petani tahu bahwa mereka punya akses terhadap produk pertanian unggul yang sudah terbukti hasilnya, dengan harga yang tetap kompetitif.”
Dukungan ini sejalan dengan tujuan bersama antara Edufarmers dan BBB, yaitu meningkatkan kesejahteraan petani melalui akses terhadap produk pertanian yang berkualitas tinggi dan terjangkau, sehingga petani dapat terus berinovasi dan meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan.
Penilaian dalam kompetisi Gebyar Panen Bertani meliputi tiga aspek utama:
- Budidaya – mencakup penerapan praktik pertanian yang baik dan efisien.
- Biaya Produksi – sejauh mana petani mampu mengelola biaya dengan efektif.
- Kekompakan Kelompok – menilai kerja sama, komunikasi, dan semangat gotong royong antaranggota.
Gebyar Panen Bertani Indramayu 2025 bukan sekadar ajang lomba panen, tetapi juga bukti bahwa kolaborasi, semangat belajar, dan efisiensi bisa membawa petani menuju hasil yang lebih baik.
Melalui kegiatan ini, Edufarmers dan para mitra terus mendorong lahirnya generasi petani baru yang tangguh, modern, dan saling berbagi ilmu demi pertanian Indonesia yang lebih maju.


