news
Yayasan Edufarmers Bersama Petani Padi Indramayu Belajar Pentingnya Kesehatan Tanah Di Big Farmers Field School Bertani
04 Sep 2025
Indramayu, 28 Agustus 2025 – Yayasan Edufarmers melalui program Bertani sukses menggelar Big Farmers Field School (Sekolah Lapang Gabungan) di Aula Desa Gabuskulon, Indramayu. Acara ini menghadirkan ahli pertanian di bidang kesehatan tanah dan Pelopor Tani, dengan fokus pada peningkatan pemahaman petani tentang pentingnya kesehatan tanah dan praktik pembuatan pupuk organik cair sebagai fondasi ketahanan pangan nasional.
Kesehatan Tanah untuk Pangan Berkelanjutan
Data Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat 69% lahan pertanian di Indonesia mengalami kerusakan akibat praktik pengelolaan tanah yang keliru. Kondisi ini kini menjadi tantangan serius dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Menurut Indra Permana, S.P., M.P., Kepala Laboratorium dan Dosen Ilmu Tanah Universitas Siliwangi sekaligus narasumber utama acara, dalam sesinya yang bertajuk “Tanah Sebagai Kunci Produktivitas dan Berkelanjutan”, kesehatan tanah ditentukan oleh produktivitas unsur hara dan air, stabilitas fisik, keseimbangan kimia, serta aktivitas biologis. Tanah sehat memberikan manfaat signifikan, seperti efisiensi penggunaan nutrisi dan air, peningkatan ketahanan tanaman, hingga pencegahan erosi.
“Ada istilah ‘No Soil No Food’, artinya untuk menghasilkan produk pangan kita harus punya tanah yang sehat. Petani sebenarnya sudah mengenal kondisi tanah mereka, tetapi sering salah langkah dalam memperbaikinya. Monitoring tanah bisa dilakukan secara sederhana. Yang terpenting, jangan terjebak dalam ketergantungan berlebihan pada pupuk atau pestisida kimia,” tegas Indra.
Belajar dari Ahli & Praktisi Lapangan
Big Farmers Field School yang diikuti oleh para petani di Indramayu ini menghadirkan sesi pembelajaran dan diskusi terkait kesehatan tanah, serta workshop praktik pembuatan pupuk organik cair Paini Bacillus.
Narasumber utama, Indra Permana, membawakan materi “Panduan Praktis Monitoring dan Perbaikan Kesehatan Tanah” dengan metode Soil Sense sebagai alat analisis kondisi tanah secara sederhana untuk petani. Beliau juga memaparkan studi kasus tanah di lahan petani setempat, seperti milik Sukendi yang terindikasi rendah C-organik dan Wartim yang terindikasi rendah N & C-organik. Dalam hal ini, beliau turut memberikan rekomendasi perbaikan kondisi tanah dengan praktik ramah lingkungan.
Untuk memberikan solusi praktis, acara dilanjutkan dengan sesi workshop yang dipandu oleh Sakum, seorang Pelopor Tani dan petani lokal Indramayu. Beliau menjelaskan praktik pembuatan pupuk organik cair Paini Bacillus, sebuah solusi ramah lingkungan yang secara langsung dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan tanah.
Kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi dari petani dan terbukti membawa dampak positif yang nyata.
“Dulu saya hanya tahu tanah subur, sekarang saya paham bedanya dengan tanah sehat. Ilmu yang didapat juga bisa langsung saya uji coba di sawah. Harapan saya, Yayasan Edufarmers bisa terus bersinergi dengan berbagai sektor pertanian,” ungkap Alwi, petani padi dari Desa Rancahan.
Senada dengan itu, Nurdin, Pelopor Tani dari desa yang sama, turut memberi apresiasi:
“Acara ini tidak hanya memberi ilmu, tapi juga jadi ajang silaturahmi antarpetani. Lewat acara ini saya banyak belajar untuk selalu memperhatikan kesehatan tanah. Topik yang diberikan juga sudah sangat sesuai dengan kebutuhan petani di Indramayu.”
Kolaborasi untuk Pertanian Berkelanjutan
Acara ini terselenggara berkat sinergi antara Yayasan Edufarmers melalui program Bertani dengan dukungan penuh dari Benih Berkah Berseri (BBB) dan AquaBloom selaku sponsor. Melalui Big Farmers Field School, Yayasan Edufarmers berkomitmen untuk terus memberdayakan petani dengan pengetahuan dan praktik pertanian terbaik, serta memastikan keberlanjutan sektor pertanian Indonesia di masa depan.
Dengan ilmu yang aplikatif, praktik ramah lingkungan, serta kolaborasi lintas sektor, diharapkan petani di Indramayu dan seluruh Indonesia mampu menghasilkan pangan berkualitas tanpa merusak fondasi utama pertanian, yaitu tanah yang sehat.