news

Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Mewabah, Kenali Gejala dan Pencegahannya

30 May 2022

Belakangan ini dunia peternakan sedang dihebohkan dengan kabar terjangkitnya penyakit mulut dan kuku yang telah menyerang ratusan sapi di Jawa Timur. Kasus pertama dilaporkan pada tanggal 28 April 2022 di Gresik. Pada saat itu, terdeteksi penyakit mulut dan kuku dilaporkan di 22 desa dan 5 kecamatan.

Apa itu penyakit mulut dan kuku?

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang bersifat akut yang disebabkan oleh virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus. Masa inkubasi virus ini adalah 2-14 hari.

Penyakit ini menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, domba, kambing dan hewan ruminansia lainnya.

Jenis penyakit ini dapat menular dengan sangat cepat dalam satu kawanan kandang. Oleh karena itu, hewan yang terjangkit harus diisolasi.

Adapun penularannya dapat melalui udara, makanan, dan kontak langsung dengan hewan penderita

Ciri-ciri PMK pada Sapi:

  • Demam tinggi sampai dengan 41 derajat Celcius

  • Nafsu makan menurun, menyebabkan berkurangnya bobot pada hewan

  • Kondisi tubuh melemah, lesu dan bulu tampak kusam

  • Sulit untuk berdiri, pincang

  • Menggosokkan bibir, membunyikan gigi

  • Lepuh atau tonjolan bulat berisi cairan saliva pada rongga mulut, lidah sebelah atas dan bibir

 

Bisakah PMK Menular ke Manusia?

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa penyakit mulut dan kuku jarang menular ke manusia.

"Kami sudah diskusi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) bahwa penyakit mulut dan kuku ini domainnya ada di hewan," ujar Budi.

"Jadi hampir tidak ada yang loncat ke manusia," imbuhnya.

Selain Menteri Kesehatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menegaskan PMK yang sedang mewabah di 2 kabupaten di Aceh dan 4 kabupaten di Jawa Timur ini tidak menular kepada manusia. Karena itu, ujarnya, tidak perlu ada kepanikan di tengah masyarakat.

"Kami berharap tidak ada kepanikan berlebihan karena semua, Insyaallah berusaha kita tangani maksimal. 24 jam kami bekerja bersama gubernur dan bupati setempat. Jadi, kepanikan tidak perlu terjadi. Karena seperti apa telah disampaikan berbagai pihak termasuk Kementerian Kesehatan, PMK ini tidak menular kepada manusia. PMK ini tidak menular kepada manusia, ini yang paling penting," kata Syahrul dalam keterangan pers.


Back To List